Market+ Magazine Edisi 69, oleh Dr. Maria R. Nindita Radyati
Musik sangat bermanfaat bagi kehidupan, filsuf Friedrich Nietzsche mengatakan “Without music, life would be a mistake”.
Tipe musik dan manfaatnya
Ternyata beda tipe musik, beda manfaat yang diciptakan. Rollin McCraty, dkk melakukan penelitian dampak musik Kasik, New Age, Rock, dan Pop bagi remaja dan dewasa di tujuh negara bagian di Amerika pada 1998, dengan jumlah peserta eksperimen 144 orang.
Hasil penelitiannya menunjukkan ada perbedaan menarik atas dampak musik klasik terhadap remaja dan dewasa. Musik klasik bagi dewasa dapat meningkatkan relaksasi, keramah-tamahan, dan semangat; juga dapat menurunkan rasa lelah, kesedihan, dan ketegangan. Akan tetapi bagi remaja, musik klasik malah menurunkan semangat, meningkatkan kelelahan dan kesedihan. Musik New Age (relaksasi, Yoga) bagi remaja dan dewasa dapat membuat lebih rileks tetapi menurunkan semangat dan meningkatkan kesedihan. Jadi kalau sedang galau sebaiknya kurangi mendengarkan musik New Age, sedang untuk remaja sebaiknya hindari juga musik klasik.
Musik Pop ternyata berdampak positif sekali, yakni meningkatkan rasa kepedulian, relaksasi, semangat, keramahan, sekaligus menurunkan kelelahan, kesedihan dan ketegangan. Jadi baik sekali kalau mendengarkan musik pop di pagi hari, sehingga memulai hari dengan gembira dan semangat.
Nah Musik Rock menurut hasil penelitian tidak membawa dampak positif, karena menurunkan kepedulian, semangat, keramahan serta meningkatkan kelelahan, kesedihan dan ketegangan. Jadi sebaiknya jangan terlalu sering mendengarkan musik jenis ini.
Tentu hasil penelitian ini belum tentu cocok dengan kondisi di Indonesia dan era saat ini, selain itu pilihan musik sangat tergantung pada selera dan tipe kepribadian orang.
Tipe musik dan tipe orang
Ada juga pendapat bahwa tipe musik mencerminkan tipe orang. Menurut Rentfrow & Gosling (2006) yang suka musik dengan vokal biasanya tipe ekstrovert, yakni senang bekerja kelompok, aktif, mudah mengungkapkan perasaan lewat kata-kata; sedang yang menyukai musik Jazz biasanya orang cerdas, yakni mudah beradaptasi, berani mengakui bahwa mereka tidak tau, punya rasa ingin tau yang tinggi, dan punya empati (Lebowitz, 2015)
Industri Musik di Indonesia
Persoalan utama industri musik di Indonesia adalah pembajakan. Hal ini menimbulkan kerugian negara sekitar Rp.900 miliar dari potensi pajak, menurut Tantowi Yahya pada CNN Indonesia (2015). Pembajakan juga menyebabkan banyak toko CD orisinil menjadi bangkrut. Data statistik menunjukkan terjadi penurunan tajam pendapatan industri musik, yakni dari 51 juta dolar Amerika pada 2009 menjadi 26 juta dolar pada 2014. Penjualan CD tetap ada, akan tetapi dengan teknik unik, yakni menjualnya di Warung Cepat Saji Ayam Goreng (KFC), SuperMarket atau bahkan tempat pengisian bensin dan toko buku. Ternyata strategi ini ampuh, karena banyak penjualan dihasilkan dengan cara ini. Selain itu juga banyak musisi mulai menjual lagu mereka dalam bentuk musik digital, yakni beli dengan download online. Namun tetap tidak terlepas dari persoalan illegal download.
Sekarang ada cara kreatif untuk mempopulerkan lagu ciptaan, yakni melalui sosial media seperti youtube, instagram, twitter, dan facebook. Selain itu ada perusahaan yang menciptakan platform untuk mempertemukan para penyanyi berbakat dengan perusahaan label, yakni “Meet the Labels”, penyanti dapat meng-upload videonya. Selanjutnya akan dipilih penyanyi yang dianggap berbakat yang kemudian dipertemukan secara bersamaan dengan beberapa perusahaan label.
Jika anda penggemar musik, sebaiknya pilih jenis musik sesuai dengan mood yang ingin anda ciptakan, dan belilah musik legal bukan bajakan. Sedangkan jika anda berbakat musik, sebaiknya jangan menyerah dengan kondisi pembajakan, masih banyak jalan dan cara kreatif untuk menerbitkan lagu ciptaan dan menjualnya