Evaluasi Kegiatan CSR

Dr. Maria R. Nindita Radyati – Majalah Real Estate Indonesia, Juni 2017

Kegiatan CSR yang telah dijalankan biasanya diakhiri dengan Laporan Akhir atau Laporan Penutupan. Banyak perusahaan tidak mempunyai waktu untuk melakukan evaluasi atas kegiatan CSR yang telah dilakukan, bisa disebabkan oleh kesibukan ataupun kurang sumber daya. Oleh sebab itu dalam artikel ini akan diberikan tips singkat tentang bagaimana melakukan evaluasi atas keberhasilan/kegagalan pelaksanaan CSR.

Evaluasi kegiatan CSR dilakukan dengan tujuan: 1) mengetahui perbedaan antara perencanaan dan pelaksanaan dengan cara membandingkan keduanya dan mengetahui penyebab perbedaan tersebut; 2) mengetahui benefit/manfaat yang diciptakan kepada penerima-manfaat (beneficiaries) dan perusahaan; serta 3) merumuskan pembelajaran (lesson-sleamed).

Manfaat dari kegiatan evaluasi CSR, diantaranya: sebagai dasar perencanaan CSR di tahun berikutnya; menghindari kesalahan yang telah dilakukan; mengulangi kunci keberhasilan pelaksanaan CSR; dan memampukan perusahaan menyampaikan kepada para pemangku-kepentingan (pemegang saham, pemerintah setempat, beneficiaries, dan masyarakat umum) tentang manfaat yang telah diciptakan perusahaan.

Kegiatan evaluasi dapat dilakukan untuk tiga hal, yakni 1) Evaluasi keberhasilan pelaksanaan proyek/kegiatan CSR; 2) Evaluasi manfaat yang diciptakan kepada beneficiaries; dan 3) Evaluasi manfaat yang diciptakan kepada perusahaan.

Evaluasi kegiatan ini dapat dipimpin pelaksanaannya oleh Manajer Proyek CSR, dan dapat dibantu oleh konsultan ataupun lembaga riset yang dipilih perusahaan. Evaluasi keberhasilan pelaksanaan kegiatan dapat dilakukan antara lain dengan menganalisa:
1. Sejauh mana pelaksanaan CSR memenuhi tujuan awal kegiatan:
a. Tujuan awal kegiatan CSR: jabarkan tujuan awal kegiatan CSR
b. Apakah tujuan tercapai?: jabarkan apakah tercapai atau tidak, dan jelaskan alasannya.
c. Apakah output/deliverables disampaikan?: jelaskan apakah kegiatan telah dilaksanaan (misalnya ‘pelatihan kewirausahaan kepada komunitas sebanyak dua kali telah mampu meningkatkan pengetahuan sebesar 80%) dan lampirkan bukti-bukti (pre-posttrainingtest, absensi maupun foto-foto)
d. Analisa target:
i. Perbandingan target anggaran dengan pelaksanaan
ii. Perbandingan rencana skedul dengan pelaksanaan
iii. Perbandingan Indikator Keberhasilan dengan pencapaian
2. Pembelajaran (Lessons Leamed):
a. jelaskan apa kunci keberhasilan
b. jelaskan apa saja yang menghambat pen-capaian tujuan/perencanaan.
c. jelaskan apa perbaikan yang dapat dilaku-kan dan apa usulan kegiatan pelatihan (jika ada diperlukan) untuk meningkatkan ketrampilan tenaga pelaksana maupun pembuat rencana CSR.

Evaluasi atas manfaat yang diciptakan kepada komunitas dapat berupa pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM). Untuk mengetahui caranya, dapat dilakukan ‘googlesearch’, maka dapat ditemukan banyak contoh pelaksanaan perhitungan IKM ini. Pengukuran IKM menggunakan pendekatan kuantitatif. Selain itu dapat ditambahkan dengan evaluasi manfaat secara kualitatif yakni menanyakan feedback (kesan dan pesan) dari para penerima-manfaat atas manfaat yang mereka rasakan dari kegiatan CSR untuk mereka.

Tanyakan juga usulan mereka untuk perbaikan kualitas pelaksanaan kegiatan maupun perbaikan kegiatan CSR agar sesuai dengan kebutuhan mereka. Terakhir dapat juga diukur manfaat yang telah diciptakan pada aspek Sustainability NEWS (Nature, Economy, Wellbeing dan Society). Jika perusahaan tidak mampu melakukannya sendiri, dapat meminta bantuan kepada konsultan maupun lembaga riset untuk melakukan hal ini.

Evaluasi manfaat kepada perusahaan dapat diketahui diantaranyadari aspek reputasi perusahaan misalnya dengan meneliti: persepsi masyarakat dan/atau konsumen terhadap perusahaan; apakah jumlah protes masyarakat terhadap perusahaan mengalami penurunan; dan apakah relasi perusahaan dengan pemerintah/masyarakat setempat membaik.

Terakhir, manajer proyek CSR harus dapat merumuskan Rekomendasi kegiatan CSR di masa yang akan datang. Kegiatan CSR yang diusulkan dapat berupa kegiatan yang baru sama-sekali yang belum pernah dilaksanakan sebelumnya, atau kegiatan kelanjutan dari yang sebelumnya. Contoh kegiatan lanjutan misalnya: kegiatan CSR tahun lalu adalah Pelatihan, dan setelah dievaluasi maka diketahui diperlukan Pendampingan, maka kegiatan yang diusulkan adalah Pendampingan Komunitas.

Contoh kegiatan yang baru misalnya: karena hasil evaluasi menunjukkan para beneficiaries merasa program tersebut kurang tepat, maka kegiatan baru yang diusulkan adalah: melakukan pemetaan sosial atau investigasi sosial atas kebutuhan dan potensi masyarakat. Dengan melakukan evaluasi atas kegiatan CSR dapat dihindari kegagalan kegiatan CSR dan perencanaan dapat tepat sasaran.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top