on Market+ Magazine 64th Edition – Page 20 – March 2015 by Maria R. Nindita Radyati, Ph. D, Dip. Cons., Dip. PM
Di Indonesia tahun 2014, industri fashion menyumbang 30% pendapatan dalam industri kreatif, yang mencapai nilai lebih dari Rp.180 triliun, kata Menteri Pariwisata. Fashion adalah suatu mode/gaya yang popular/diikuti banyak orang pada saat itu, yang tampak pada pakaian, rambut, asesoris, sepatu, make up, dekorasi, dll.
Industri Fashion adalah industri padat karya yang telah mempekerjaan ratusan juta orang di dunia, yang mencakup desain, produksi, distribusi, marketing, penjualan eceran (retail), iklan dan promosi, yang mencakup fashion adi busana sampai dengan fashion sehari-hari yang dijual di Department Stores.
Seorang sejarawan fashion, James Laver mempunyai pendapat sangat populer yang dikenal dengan ‘Hukum Laver’ tentang siklus hidup mode. Laver’s Law mengatakan: Satu tahun sebelum tren menjadi mode (fashion), orang menyebutnya ‘daring’ (berani), setelah tren menjadi mode, disebut ‘smart’ (cerdas), setelah 20 tahun tren itu menjadi ‘ridiculous’ (konyol), namun 50 tahun kemudian tren itu akan kembali menjadi fashion.
Di dunia dengan teknologi informasi yang sangat tinggi saat ini, Marc Worth, seorang pakar mode mengatakan bahwa Media Sosial mendikte tren saat ini, yang dapat datang dalam waktu semalam/sekejap, dan hilang sekejap juga.
Sehingga tantangan utama yang dihadapi dalam industri fashion adalah sulit diramalkan dan hiperkompetitif dengan siklus hidup produk yang singkat dan bagi start-up cukup sulit untuk memulai karena membutuhkan dana yang cukup besar, oleh sebab itu bisnis ini membutuhkan perhatian penuh jika ingin sukses, dan sebaiknya bukan menjadi bisnis sampingan.
Terdapat beberapa tips untuk mencapai sukses dalam bisnis ini:
1. Tentukan model bisnis anda, apakah anda ingin menjadi retailer (pengecer) atau menjadi disainer dan menjual desain anda. Karena nature of business keduanya sangat berbeda.
Jika anda ingin jadi disainer, maka anda memerlukan keahlian untuk:
1. Melakukan riset tentang perkembangan pasar industri fashion, tren, perilaku konsumen, persaingan di industri ini, dll.
2. Mengembangan produk, estetika, kualitas, dan teknik mendisain dll. Keahlian ini dapat diperoleh melalui pendidikan ditambah riset.
3. Mencari dan memilih pemasok serta memonitor kualitas pemasok
4. Melakukan produksi pakaian/produk dengan efisien dan efektif
5. Strategi Pemasaran: penjualan online atau offline atau keduanya; branding; penetapan harga; identitas perusahaan; dll.
6. Strategi bisnis
Jika anda retailer, maka keahlian pengembangan produk tidak perlu anda risaukan, akan tetapi lima keahlian lainnya mesti anda miliki
2. Tentukan target market anda siapa, misalnya jika anda menjadikan remaja umum sebagai calon konsumen, maka anda dapat mempertimbangkan membuka Distro.
3. Kreatifitas adalah salah satu kunci keberhasilan, akan tetapi syarat keberhasilan adalah mewujudkan kretifitas menjadi inovasi yang memerlukan kerja-keras dan kewirausahaan. Keahlian kewirausahaan makin meningkat sejalan dengan ketekunan anda mencari dan mempelajari lesson-learned dari setiap kegagalan maupun keberhasilan perjalanan anda di industri ini.
4. Modal uang perlu dipersiapkan jauh hari, oleh sebab itu mulailah menabung dari sekarang. Untuk bisnis Distro modal awal sekitar Rp.50 juta.
5. Modal lain adalah Network (jaringan), bahkan seorang desainer mengatkan kunci keberhasilan penjualan yang berasal dari bakat hanya 10%, sedang jaringan adalah 90%.
6. Miliki keunikan, banyak produk yang memiliki ‘cerita’/’story’ sangat diminati pembeli. Oleh sebab itu desainer harus selalu berkomunikasi dengan penjahit/produser-nya, sehingga mereka mengetahui ‘cerita’ dibalik desain yang dibuat. Keunikan ini dapat menjadi branding anda.
7. Nama pendisain dapat menjadi brand/merek yang menjual. Banyak desainer yang produknya terkenal dengan nama disainer-nya.
8. Promosikan sesuai dengan target pembeli anda. Strategi promosi untuk target pembeli kelas atas tentu berbeda dengan kelas menengah dan bawah. Umur pembeli anda juga menentukan strategi promosi dan pemasaran.
9. Ikut ambil bagian dalam asosiasi yang relevan dengan bisnis anda untuk mengikuti perkembangan industri, misalnya Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API); Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia (APPMI); Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (ASEPHI); KICK – Kreatif Independent Clothing Kommunity, dll.